Posts

Showing posts from April, 2008

Monolog Kitab Suci..?

Pernah berpikir ga... Kenapa Tuhan menurunkan Nabi/Rasul bagi manusia, kenapa Dia tidak lantas menurunkan ajarannya secara instant dalam bentuk fisik mati, bukan fisik yang hidup (baca: manusia). Misalnya, bisa saja dalam suatu waktu Tuhan menurunkan kitab sucinya dalam suatu peristiwa khusus yang begitu menggemparkan... di mana pada saat itu manusia ga akan bisa menyangkal bahwa peristiwa itu bukanlah peristiwa alam biasa, namun sudah mutlak merupakan bukti keberadaan Tuhan yang diterima sebagian manusia. Misalnya, kejadian hujan meteor atau lebih besar lagi hujan komet, atau lebih hebat lagi yang ga akan kebayang hujan planet, hehehehe... atau bahkan yang diidam2kan, hujan uang... (asal jangan uang logam aja... atau hujan emas sekalian... bisa benjol2 dah yg ngutipinnya). Nah saat peristiwa itu terjadi, saat itu pula Tuhan menurunkan panduannya (kalo yg dibawa Rasul lebih terkenal dengan yang namanya kitab suci), nah pd saat itu ada orang2 yang menemukan keberadaan kitab suci yang di

BelajarBelajarBelajar..

Belajar... berasal dari kata ajar, yang mendapat imbuhan ber... sehingga jadinya Ber+ajar = belajar... Nah asal katanya sendiri, ajar adalah petunjuk yg diberikan kpd orang supaya diketahui (diturut) (http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php) Belajar sendiri adalah : v 1 berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu: adik ~ membaca ; 2 berlatih: ia sedang ~ mengetik; murid-murid itu sedang ~ karate; 3 berubah tingkah laku atau tanggapan yg disebabkan oleh pengalaman; (masih dari situs yang sama). Berangkat dari asal katanya... dalam belajar pasti ada proses ajar atau setidaknya mengandung apa itu kata "ajar" yaitu petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui... tapi kata dalam kurung yaitu dituruti... Kata-kata dituruti mengandung makna v (pergi dsb) bersama di dalam atau ke; ikut; (masih dari situs yang sama dengan asal katanya yakni turut). Jadi dalam proses belajar atau ajar mengajari, tak heran jika pola pikir objek yang diajar harus ikut dengan pola pikir pe
Aku akan berjalan... Menuju titik-titik yg kau ceritakan Dengan kaki setengah Kata mu itu semua indah Pada akhirnya Matahari masih juga melihatku Menyeringai ia? Aku tak tahu Yang kuingat cuma kata-katamu Jalan terus... dengan setengah kakiku Menuju titik-titik itu Titik-titik yang kau ceritakan pada kami... Sudah malam... Sudah gelap... Kau bilang bahwa titik-titik itu adalah terang dalam malam dan gelap dalam siang Aku bingung... Ya sudah aku berjalan saja dengan ka------ki ku ini.... Menuju titik-titik itu Titik-titik yang kau ceritakan pada kami... Aku mengantuk Tapi titik-titik itu juga tak juga kutemui... Sudah hampir subuh lg Dan sang seringai mengintip dari bilik ketakutan dan kegelisahan Kau yang bohong Atau Kakiku ini Yang memang tak sempurna...?

Bunuh Diri... Is the Free Time of All?

Ada sebuah pemikiran lain dari apa yang kita sebut dengan bunuh diri selama ini. Jika kita lihat baik2, bunuh diri adalah sebuah perbuatan konyol, ga masuk akal, dan bahkan Tuhan pun membenci orang yg melakukannya. Jika kita berpikir seperti biasa, bunuh diri adalah perbuatan sia-sia dan ga masuk akal... Lagian kalo tu orang masi idup bukannya dia bisa berbuat lebih baik lagi...atau menjadi seseorang yg berguna ke depannya. Dari blog seseorang yg dapat ketika ingin mengetahui ttg konsep takdir : Kematian pun mengikuti aturan ini. Contoh pada kasus bunuh diri. Bisa jadi, orang yang melakukan bunuh diri belum saat nya mati. Bisa jadi, Allah sudah menentukan hari kematiannya di waktu yang lain. Tapi, akan menjadi berantakan segala aturan yang ada jika kemudian, misalnya, ada orang yang mencoba bunuh diri dengan minum baygon sampai ber-galon-galon, atau mencoba memegang setrum tegangan tinggi selama berjam-jam, masih hidup juga, alasannya, karena Allah belum menentukan hari kematiannya saa