My style

Inilah caraku menulis... Aku akan tumpukkan semua buku-buku ini... Semua jenis, novel, filsafat, ekonomi, politik, psikologi, sex, koran, majalah, bahkan print-an atau juga catatan kuliahku yang aku sendiri tidak mengerti isinya... kecuali dengan mereka yang mendiskusikan isinya denganku.

Tapi inilah caraku menulis... Kemudian tak satupun isi buku-buku, koran-koran, majalah-majalah, gambar-gambar di sana yang kupahami secara utuh. Baru saja 2 bab kubaca, tampaknya kesombonganku sudah memberikan ku kesimpulan akan akhir cerita semuanya. Hahahahaha... aku hanya tertawa menyimpulkan dengan cara tergesa-gesa seperti itu

Tapi inilah caraku menulis... Akan kuputar playlist di windows media player-ku, kemudian mencoba menimbulkan emosi yang timbul dari rangkaian nada yang tercipta. Kadang-kadang mengalir begitu saja, tetapi kadang-kadang kupaksakan juga emosi muncul, seperti membaca isi tulisan ini sendiri. Memang terkesan dipalsakan, tidak jelas, tak punya makna, entah bercerita apa...

Tapi inilah caraku menulis... kumulai dengan khayalan indah akan masa depan dalam kehidupanku. Tapi malah tak tahu cara meraih dan menggapainya. Seolah semua berada dalam mimpi panjang kebahagiaan yang tidak bisa kudefinisikan, bahkan dengan kamus tebal manapun di bumi ini. Khayalan dalam ruang dada dan pikiran semakin memuncak dan memberikanku ekspektasi berlebihan dari diriku saat ini dan nanti...

Tapi inilah caraku menulis... Aku akan berpikir kejadian apa yang kulalaui hari ini? Hingga pada akhirnya aku tidak menemukan apapun yang menarik dari kehidupan standarku sebagai seorang manusia, yg kupikir ini juga kebetulan. Satu-satunya yang bisa kuceritakan adalah aku hanya mengucapkan tiga kalimat hari ini... "Selamat pagi", "aku ingin ke belakang sebentar", dan "sampai jumpa besok ya"

Tapi inilah caraku menulis... Aku akan coba mengingat teman-teman yang berada di sisiku saat ini, mendengar dan menulis kembali apa yang mereka ceritakan. Hingga yang aku sadari mereka tetap bercerita tentang apa itu kebahagiaan, kejujuran, persahabatan, atau terkadang mereka bercerita aneh tentang UFO, ramalan waktu, atau kamasutra.... Hahaha... Aku tertawa mendengar itu. Sebagian picisan memang... Namun masih kutangkap gurat-gurat ketulusan dalam canda dan tawa mereka. Aku ceritakan saja tentang malam ini...

Tapi inilah caraku menulis... Aku akan memulai hari dengan kerepotan... Bukan... bukan menata jadwal atau apa yang harus kukerjakan. Tapi tampaknya entah kapan pikiranku ini akan waras dan akan menemukan jalan yang tepat menuju sebuah tujuan pasti dalam kehidupan. Maka aku akan tetap berada dalam kebingungan ini dan tersenyum tanpa makna. Aku temukan carik-carik pesan akan kebenaran, Tapi tampaknya nafsu dan emosiku masih terlalu bodoh untuk memahami sesuatu agung macam itu.

Tapi inilah caraku menulis... Aku akan lihat tumpukan huruf di keyboard, mengingat-ingat huruf mana yang belum kusentuh di akhir malam ini. Aku hanya menemukan beberapa saja... Q, Z, X, P, dan Y... Huruf-huruf yang akan cukup aneh jika membentuk sebuah kata... apalagi dituliskan... Semua orang akan mengatakan aku gila ketika bercerita dalam 5 huruf tanpa makna... QZXPY, atau ZQXPY, atau YPZQX....

Tapi inilah caraku menulis... Pikiran abstrak ini akan coba menggapai sesuatu yang belum pernah terpikirkan oleh manusia manapun. Tapi toh tetap saja aku bukan si jenius dengan IQ yang teramat tinggi untuk memahami dan menemukan postulat Fisika baru, atau pemurnian unsur kimia baru, membantah teori phytagoras atau segitiga pascal itu. Yang aku bantah hanya pikiran sempitku ini, itupun dengan pemikiran yang lebih sempit lagi. Hingga yang kutemukan semakin ke dalam adalah bahwa aku tidak tahu apa-apa.

Tapi inilah caraku menulis... kucoba merenung di sepertiga malam akhir. Mencari sisa-sisa ketundukan itu. Menemukan kembali hakikat kehidupan. Aku hanya tertunduk malu sesaat, menangis, sesenggukan, tidur kembali hingga lupa menemuiNya esok pagi. Aku seakan tidak lagi jadi serigala yang berbulu domba, namun sudah jelas-jelas seekor serigala dalam kawanan domba. Aku memuakkan sisi dalam diriku akan hakikat, yang tidak dapat kutemukan, hingga detik dariNya berakhir untukku... Mungkin dalam penyesalan... Tidak kata hatiku...

Tapi inilah caraku menulis... Aku bayangkan semua penulis ternama, aku bayangkan semua karya terbaik, entah sudah terbaca atau tidak bagiku. Aku bisa seperti mereka? Dua paragraf saja aku tak bisa bercerita makna apapun. Jangankan untuk beratus lembar kisah fantasi itu. Cukup dua halaman bagiku untuk kembali menanggalkan tekad itu. Aku menyerah sesaat, kemudian semangat lagi untuk meraih dan memulai cerita baru lagi... Yang selamanya akan berakhir pada
halaman kedua baris ke 12.

Tapi inilah caraku menulis... Aku akan menemukanmu...
Inilah caraku menulis... Aku akan mendekatimu...
Inilah caraku menulis... Aku akan katakan dengan hening malam...
Inilah caraku menulis.... Inilah caraku menulis Cinta...
Inilah caraku menulis sayangku kepadamu...
Inilah caraku menulis keyakinan sekaligus keraguanku...
Inilah caraku menulis kebaikan sekaligus keburukanku...
Inilah caraku menulis semua nafsu sekaligus nuraniku...
Inilah caraku menulis untukmu...
Untuk cintaku...
Karena saat ini, saat cinta ini...
Semua tidak akan pernah bisa tertuliskan...
Dan semua kata-kata itu...
Terbang...
Dalam debu kerinduan kita..
Untuk pagi masa depan

Comments

Popular posts from this blog

Apa Rasanya.?

Surat untuk dia...

Hubungan Sosial di Era Digital (part 4)