Dunia Paralel

Dunia Paralel
Micky Mahendra


"Dan ketika engkau tidak bersamanya saat ini di sini... Yakinlah, bahwa di dunia yg lain (paralel) engkau sedang berbahagia bersamanya. Dan, maka... kau akan tersenyum saat ini"
(my comment to Dunia Parallel-Micky Mahendra)

Novel berlatar belakang tahun 2047, dalam suasana modern dan digital, dengan alur maju-mundur yg jelas (seperti cerita sebuah diary), antara 2004-2047, menceritakan hubungan antara 2 orang manusia dewasa, yg tentu saja memiliki tema yg sudah santer sejak jaman dahulu dibicarakan; CINTA

Berkolaborasi dalam dunia perfilman, sang lelaki dan wanita dalam novel ini terlibat dalam hubungan hati yg serius, sejak pertemuan "mengesankan" mereka yg pertama kali di Bandara Soekarno Hatta; flight delayed, over weight barang, laptop rusak, cappucino and green tea, rokok, hujan, Belanda dan Thailand. Dan sejak saat itu keduanya menyimpan sesuatu dalam hati masing2, meskipun keduanya tidak menyimpan pengetahuan sama sekali ttg diri satu sama lain. Kecuali hanya nama, profesi, dan tujuan penerbangan keduanya.

Dan beberapa lama kemudian, mereka "d pertemukan" kembali dalam suasana yg mengejutkan, Project FILM DUNIA PARALLEL. Dan sejak saat itulah apa yg tersisa di Bandara beberapa bulan lalu dikais2 kembali dan mengisi hari dan hati mereka satu sama lain. Menjalani rasa masing2, berhati2 untuk terjebak dalam rasa yg lebih dalam, dan komedi2 romantis sebagai manipulasi kata hati, selalu menjadi bagian dari pergaulan dan percakapan antara keduanya. Hingga pada akhirnya mereka menyadari bahwa tidak mungkin bagi mereka untuk memiliki dan bersama satu sama lain.

Dan semuanya berjalan seperti apa yg mereka filmkan, Dunia Paralel--kali ini DUnia Paralel mereka berdua. Karena di sana ada mereka yg sdang berbahagia, mereka yg sedang tertawa dan bercanda dalam cinta yg nyata, dan tentunya penyatuan dua hati untuk selamanya. Bukan di dunia ini, tetapi satu bagian dari dunia mereka yg mereka tidak ketahui di mana, namun nyata dalam harap dan imaji mereka berdua. Inilah komunikasi keduanya dengan dunia paralel mereka. Lekat, erat, Ketat.

Dan bagi para pembaca, Ketika kita tidak bersama dengan orang yg kita harapkan saat ini. Yakinlah, bahwa di sana--dunia paralel sana, kita sedang berjalan dengan sosoknya. Kita selalu tertawa dengan dirinya, dan selalu mencintai hatinya. Yakinlah, dan engkau akan tetap tersenyum...
Meski ia tidak menyadari senyummu yang sesungguhnya untuknya.... di dunia mu saat ini

--Romantic mode on--
My Room, 13 Des 08
00:33 WIB

Comments

Popular posts from this blog

Apa Rasanya.?

Surat untuk dia...

Hubungan Sosial di Era Digital (part 4)