Pesta Topeng

Ya waktu itu aku masih kelas 2 SMP,,, aku ingat... Malam itu aku kali pertama menghadiri pesta topeng/kostum, di mana setiap undangan yg datang wajib mengenakan topeng yg mewakili kepribadiannya. Entah itu topeng apapun. Di sana aku melihat banyak wajah2 aneh... Ada nenek sihir, puteri cinderella, ada topeng satria baja hitam, topeng superhero, bahkan topeng gorilla pun ada yg mengenakannya. Mungkin ia merasa paling mirip dengan gorilla dalam kehidupannya.

dan mama hanya memberiku sebuah topeng mungil... dengan hidung kayu panjangnya. Pinokio... ya aku mengenakan topeng pinokio... Kata Mama, "Nak topeng ini kan mirip denganmu, dengan hidung panjang ini, ia seolah mengatakan bahwa kamu adalah anak pembohong... Hahaha" mama tertawa renyah ketika mengenakan topeng itu ke kepalaku. Namun sejurus kemudian, Mama berkata lagi--sebuah perkataan yg kurasakan di dunia nyata yg kuhadapi saat ini. "Nak, pada dasarnya pesta topeng adalah kehidupan. Karena meskipun kau lihat semua orang dalam wajah aslinya... Sejatinya mereka adalah topeng dalam kehidupan masing2 manusia"

Dan kata2 Mama, terngiang2 sampai sekarang.
Dan kehidupan ini tidak lebih dari sekedar PESTA TOPENG Seperti yg kulakukan selama masa SMP ku. Hanya kali ini topeng itu tidak nyata dan kasar... Namun halus, lembut, inheren dengan kepribadian setiap manusia. Manusia selalu mengenakan topeng yg berbeda2 ketika menghadapi orang2 yg berbeda... Kadang menghadapi orang yg mereka sayangi, mereka gunakan topeng indah, baik, manis, dan romantis. Namun kala menghadapi mereka yg dibenci dan dijauhi,,, topeng itu berbalik arah 180 derajat. Kejam, MArah, dan tidak bersahabat. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk membentuk topeng2nya sendiri, dan hasilnya juga bervariasi, karena topeng setiap individu berbeda dengan individu lainnya.

Pagi ini aku bertemu dengan temanku. Ia sedih, marah, dan takut... Namun sejurus kemudian ia malah memperlihatkan wajah ceria, gembira, tawa dan pada akhirnya semua terbukti... bahwa semua sikapnya hanyalah topeng yg diciptakannya bagi lingkungannya. Di akhir hari ia menangis di kamarnya, menderu, terisak, karena pada dasarnya ia tidak menjadi dirinya hari ini... Hanya topengnya yg memperlihatkan dirinya saat ini.

Dan hanya mata yg bisa menjawab topeng2 apa yg kita gunakan. Bukankah setiap topeng punya lubang untuk mata? untuk melihat dunia yg sebenarnya. Dan dari mata seseorang topeng yg sebenarnya akan terbuka.

Karena...
MATA MANUSIA TIDAK PERNAH BERBOHONG....

Comments

Popular posts from this blog

Apa Rasanya.?

Surat untuk dia...

Hubungan Sosial di Era Digital (part 4)