Hubungan Sosial di Era Digital (part 2)

"Dan kita pun seperti bakteri yg bisa membelah diri menjadi 2, 3, atau 4"

Bukan maksudnya kita bener2 kaya amoeba yg bisa membelah dri secara kasat mata. Hahaha, tapi justru kita menciptakan sebuah medium tersendiri yg didalamnya kita bisa membelah diri, dengan karakteristik yg sama percis (ga kaya kata Darwin--tidak ada dua individu yg sama percis, meski kembar sekalipun), dan dalam bahasa fisikanya, berada pada beberapa tempat pada waktu yg bersamaan, meskipun dalam variabel waktu masih bisa diperdebatkan, apakah dalam satu waktu atau tidak.

Medium maya--dunia maya--merupakan satu-satunya ruang yg saat ini kita gunakan untuk komunikasi dengan banyak orang di manapun berada. Dalam saat yg bersamaan dengan keberadaan dunia maya kita bisa berkomunikasi dengan rekan kita Jepang, orang tua kita di Belanda, atau bahkan nenek kita di pelosok Sumatera dalam satu waktu, satu diri, satu karakter kita sendiri.

Pagi ini, aku berbincang dengan 6 orang sekaligus, adikku yg di Medan, temanku di Jepang, rekan kerjaku di kosannya di Dago, beberapa sahabat spritual di Purwokerto, dan kenalan dunia mayaku di Padang sana. Dalam satu waktu aku sekaligus bisa meladeni ke enam-enamny dalam berbincang. Memang tidak melalui dialog bahasa yg langsung didengar telinga. Melainkan melalui tulisan dan program instant messaging.

Perkembangan telekomunikasi membuat dunia semakin sempit dan tidak berjarak sama sekali. Teknologi telekomunikasi membuat konteks keruangan dalam interaksi manusia semakin sempit (tidak secara fisik tentunya). Anthony Pascal, (dalam Graham & Marvin-(1987; 597)) : "technology... shapes destiny. Public actions do modify outcomes; social movements redirect them temporarily. But ultimately how we live, where we live, and near whom we live depend on the underlying forces inherent in technological evolution and subsequent economic change". Pascal sendiri menyatakan bahwa kehidupan kita saat ini bergantung kepada perkembangan teknologi dan perkembangan ekonomi di masa depan.

Dan untuk interaksi kita dalam dunia maya sendiri. Sadar atau tidak kini mulai mengalami pergeseran yg cukup signifikan. Hubungan tatap muka tidak lagi dirasakan menjadi sebuah keharusan ketika kita sudah cukup dengan telpon. Rapat2 yg membutuhkan perjalanan jauh dan lokasi yg berbeda digantikan dengan conference via instant messaging atau teleconference. Kunjungan lebaran, natal, dan atau tahun baruan--yang dulu dilakukan langsung dengan mendatangi tempat tujuan, kini digantikan dengan sebait pesan sms, atau video call. Dan banyak hal, dimana teknologi sudah "membunuh" jarak antarmanusia dalam pergaulannya.

Tapi justru klo ditilik2 lagi, dengan perubahan itu, manusia cenderung mengambil langkah2 praktis dalam interaksinya. Dan dari hari ke hari, langkah praktis tersebut mendominasi kehidupan dan karakter manusia masa depan. Kita tidak merasa perlu bertemu langsung dengan orang lain dalam berkomunikasi dan hal ini akan menyebabkan perubahan paradigma hidup, dimana seseorang bisa jadi menjadi lebih egois, lebih berorientasi pada kepentingan pribadi, karena interaksinya dengan orang lain dan lingkungan semakin berkurang--yg jg punya peran dalam pembentukan pribadi seseorang.

Perubahan peran teknologi telekomunikasi saat ini, pada akhirnya juga akan mengubah sisi diri kita sebagai makhluk yg perlu bersosialisasi--dalam arti secara langsung.

Apakah kita mampu hanya berhubungan via sms, telpon, e-mail, YM selama bertahun2 dengan seseorang?

Apakah tidak bermasalah bagi kita untuk tidak bertatap langsung dengan seseorang dalam hal berkomunikasi?

Selalu berkutat dengan alat2 canggih masa kini, telinga yg selalu disumpal headset, jari2 yg selalu sibuk mengetik2 pesan, dan mata yg selalu terbuka lebar nyatronin layar laptop, dan kita sendiri yg berada dalam kamar sepi dengan kabel2 terjuntai di sana sini, dan kita lupa apakah belum makan atau tidak siang ini?

Mengubah ekspresi dalam emosi dengan emoticons?

Teriakan2 bahagia memanggil teman digantikan dalam satu tombol BUZZ!?

Tampaknya, ada hal2 yg tidak bisa digantikan teknologi komunikasi, khususnya dalam interaksi, pembentukan hubungan emosi, pendidikan bermasyarakat, dan pembentukan karakter manusia...

Ahhh... Entahlah, mau jadi manusia macam apa di masa depan...

--Perpus Planologi--

"Gw harus nulis di mana aja dan kapan aja...

6 Januari 2009

Hehehehe....

Comments

Popular posts from this blog

Apa Rasanya.?

Surat untuk dia...

Hubungan Sosial di Era Digital (part 4)