Tuhan adalah bentuk tunggal/puncak/utama, dan makhluk adalah "turunannya"?

Dalam mendefenisikan keberadaan alam semesta dengan tataran sistemnya. Kita akan berada sampai dengan titik final pembuktian keberadaan mutlak, yakni Tuhan, semua ini dibangn bukan dengan dasar yang asal2an... Bahkan terkadang literatur yg membahasnya jg tidak dengan mudah dimengerti oleh kebanyakan manusia.

Manakala kita mencoba mendefenisikan alam semesta, berpikir secara hirearkis akan dari hukum kausal (sebab-akibat), pada akhirnya kita akan menemukan entitas Tuhan. Namun apakah begitu sederhanya ketika kita mendefenisikan bahwa entitas "akhir" dari semuanya adalah Tuhan, dan bagaimana dengan keterkaitan secara hirearkis dari pencipta dan ciptaanNya.

Sampai di sini ada dua pandangan terpecah (setidaknya menurut apa yg kucerna selama ini). Pandangan pertama adalah bahwa entitas itu terbentuk secara hirearkis antara Tuhan dngan ciptaannya. Hal ini berkembang menjadi pandangan bahwa kita adalah bagian dari Tuhan itu sendiri. Di mana manusia senantiasa akan menjadi baik (karena pada dasarnya di dirinya terdapat keTUHANan yg sudah ada sejak ia tercipta)

Pandangan yg lain adalah bahwa Tuhan merupakan entitas yg tak berbatas jaraknya dengan manusia. Baik itu dalam hal sifat, bentuk, atau apapun yg coba didefinisikan manusia kepada dirinya tentu akan berjarak dalam satuan tak terhingga dengan Tuhan. Jadi dalam hal ini jelas bahwa manusia tidak bisa mendekat kepada Tuhan, jadi usaha kebaikan yg dilakukan manusia lebih kepada bagaimana manusia itu berusaha untuk memperoleh perhatianNya, dan bisa jadi pada akhirnya mencoba kembali mendekati apa yg tidak bisa didekatinya. Manusia benar2 jauh dari entitas Tuhannya.

Yg pasti, karena keberadaan Tuhan tdk terdefenisikan oleh manusia, maka pada akhirnya manusia coba mendefenisikan Tuhan dalam pandangan masing2, dengan logika yang dibentuk sesuai dengan kondisi pribadi, lingkungan, dan sosial masyarakatnya. Dengan demikian hal ini akan menjamin "MAHA KEORISINALITASAN" Tuhan itu sendiri, karena definisi manusia sebenarnya bisa jadi dalam 2 pandangan itu tadi, benar2 bisa mendefenisikan Tuhan atau tak sedikit pun menyentuh entitas Tuhan itu sendiri.

Nah sampe di sini
Masih bingungkan??

CC barat ITB,
9 Mei 08
pukul 18:03 saat tulisan ini selesai

Comments

Popular posts from this blog

Apa Rasanya.?

Surat untuk dia...

Hubungan Sosial di Era Digital (part 4)