Listrik Nirkabel

Ide baru untuk mengembangkan energi listrik, tidak baru-baru amat sebenarnya, ide basi yg udah diteliti dan diterapin tapi kenapa baru kepikiran ama gw (lemot amat yak). Tapi sebelum pembahasan pada topik listriknya ada baiknya perlu kita bahas terlebih dahulu mengenai gelombang radio.

Sebelum sampe di sana ada yg perlu diketahui ttg gw, yang pertama bahwa gw bukanlah mahasiswa dari jurusan teknik fisika, kimia, fisika, informatika, elektro, dan jurusan yg berhubungan dengan alat-alat yg akan gw bahas. Karena gw justru berasal dari jurusan yg didominasi ilmu sosial (ekonomi, sosial, budaya, atau juga kadang2 ama statistik, dan juga analisis kualitatif tentunya). Jadi gw hanya membahas dari sudut pandang seorang yg masih cukup awwam dalam ilmu-ilmu pasti. Nah jadi kita mulai dengan pembahasan mengenai gelombang radio.

Radio, seperti yg dketahui, secara sederhana menerapkan prinsip resonansi, sisi lain akan bergetar jika terkena getaran dengan frekuensi tertentu. Nah pada satu sisi (yaitu stasiun radio) dikirm sejumlah gelombang dengan frekuensi tertentu, dan di sisi lain (radio penerima yg ada di rumah kita), kemudian menerima gelombang itu dan lewat serangkaian proses yg rumit (di mata saya), kmudian gelombang radio tadi diproses hingga pada output akhir yg terdengar oleh kita adalah suara (energi akhir). Nah pada proses awal di stasiun radio di sana, gelombang/energi yang dihasilkan dari proses input untuk gelombang radio (dengan memutar mp3 player, kaset, atau apapun) kemudian ditransformasikan menjadi gelombang radio (yg ini juga lewat proses yg rumit juga bagi saya),

Nah dengan prinsip yg sama, bagaimana kalo yg dikirimkan kali ini adalah energi listrik (karena suara yg dikirimkan dalam gelombang radio juga salah satu bentuk energi). Energi listrik dibungkus dalam gelombang elektromagnetik yg sedemikian hingga energi itu aman ditransportasikan dari satu titik ke titik lain (karena kalo gelombang tadi bocor, bisa jadi energi listriknya lepas ke mana2 dan mengakibatkan orang kesetrum tiba2), karena gelombang yg dikirimkan tersebut pada dasarnya kasat mata.

Dan ternyata prinsip kerja ini sudah ditemukan oleh team peneliti dari MIT, US (http://www.digi.net.id/news/4/tahun/2008/bulan/03/tanggal/25/id/19/) di mana dengan prinsip resonansi (sumber tenaga dan penerima), listrik bisa dikirimkan dalam jarak 2 m untuk menghidupkan bohlam 60 W. Teknologi tersebut juga bisa dikembangkan untuk peralatan listrik yg membutuhkan daya lebih besar, seperti laptop, handphone, yg bisa mengecharge secara otomotasi dalam ruangan yg mengandung wireless power (masih dari sumber yg sama). Selain itu juga di situs lain, yakni http://www.chendol.org/forum/index.php?topic=2807.0 juga menjelaskan bahwa ada beberapa perangkat khusus yg bisa menerima energi listrik jika didekatkan dengan sumber listrik yg khusus pula (untuk menerapkan listrik nirkabel tersebut).

Nah mungkin suatu saat bisa jadi, listrik yg dikirimkan dari Pembangkit Listrik yg ada (baik air, panas bumi, atau nuklir), tidak dikirimkan lagi melalui kabel2 yg berseliweran di antara permukiman masyarakat. Tapi sudah menerapkan teknologi nirkabel tersebut, bisa jadi di rumah2 penduduk, sudah tidak lagi dilengkapi dengan trafo pembangkit daya, namun sebuah alat berupa radio penerima yg berfungsi untuk kembali mentransformasikan gelombang yg dikirimkan pembangkit listrik menjadi listrik yg siap dikonsumsi untuk rumahan, meskipun pada dasarnya di dalam rumah tersebut masih menggunakan teknologi konvensional (via kabel). Namun dalam distribusinya sudah menggunakan teknologi wireless (dari Pembangkit Listrik).

Jadi dalam distribusinya, gelombang wireless dikirim ke rumah2 penduduk, dan dalam perjalanannya mungkin saja ada GARDU2 yg berfungsi untuk memperkuat kembali gelombang elektromagnetik tersebut atau menambah energi listrik yg bisa jadi terbuang dalam perjalanannya (ingat prinsip efisiensi yg <>

Cuma yg mesti diperhatikan adalah mungkin keamanan gelombang pengirim dan paket yg dikirimnya (energi listrik itu sendiri). Pernah kan ada fenomena bahwa mungkin HP, speaker, atau juga microphone menerima gelombang radio liar yg berseliweran di udara. Trus langsung kedengeran di tempat. Nah itu gelombang suara yg dibawa, gimana kalo gelombang listrik??? Bisa jadi di tahun ke depan ada headline di salah satu Surat Kabar Ibukota

“Akibat tidak amannya penerapan listrik nirkabel, kebocoran gelombang pengirim energi listrik menyebabkan kesetruman massal di salah satu pusat perbelanjaan di ibukota”

Hahahaahahah!!!

-Just my imagination-

6 Januari 09

@ HMP SAMPE MAMPUS!!!

Comments

Anonymous said…
Great....imajinasi anda mengenai kesetrum massal melebihi listrik nirkabel itu sendiri...orisinal !

Popular posts from this blog

Apa Rasanya.?

Surat untuk dia...

Hubungan Sosial di Era Digital (part 4)